Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Materi Tentang Ruang Perjumpaan Islam dan Budaya Lokal - Belajar Santuyyy

        Assalamu'alaikum wr.wb Guys

         Selamat datang diblog kami blog Belajar Santuyyy yang semoga setelah kalian yang berkunjung dari blog ini akan mendapatkan Jodoh, Ehhh Maksudnya Ilmu Hehe. Baik langsung saja saya beritahu sedikit tentang blog Belajar Santuyyy blog ini adalah blog yang menyediakan berbagai Materi, Soal-soal dan juga makalah untuk para visitor, dan semisal kalian membutuhkan file PDF atau Wordnya kalian bisa download secara gratis dan admin juga sudah rapikan jadi kalian tinggal pakai Hehe...Baik disesi kali ini admin akan membagikan materi tentang Ruang Perjumpaan Islam dan Budaya Lokal yang insyaallah materi ini dapat membantu kalian semua dalam memenuhi tugas harian, berikut materinya.

Materi Tentang Ruang Perjumpaan Islam dan Budaya Lokal

A. Makna Islam Nusantara

Makna Islam Nusantara berfungsi membuka jalan awal bagi pemahaman seseorang dalam menggali dan mengkaji pemikiran, pemahaman dan pengamalan ajaran-ajaran Islam yang mencerminkan dan dipengaruhi oleh kawasan ini. Ada beberapa definisi tentang Islam Nusantara yang dikemukakan oleh pemikir-pemikir Islam, antara lain: “Islam Nusantara ialah paham dan praktek keislaman di bumi Nusantara sebagai hasil dialektika antara teks syariat dengan realitas dan budaya setempat.” (Muhajir dalam Sahal & Aziz, 2015: 67). Pemaknaan senada, “Islam Nusantara adalah Islam yang khas ala Indonesia, gabungan nilai Islam teologis dengan nilai-nilai tradisi lokal, budaya, adat istiadat di tanah air” (Bizawie dalam Sahal & Aziz, 2015: 239). Definisi pertama ini menunjukkan bahwa secara substantif, Islam Nusantara merupakan paham Islam dan implementasinya yang berlangsung di kawasan Nusantara sebagai akibat sintesis antara wahyu dan budaya lokal, sehingga memiliki kandungan nuansa kearifan lokal (local wisdom).

Sedangkan definisi kedua merupakan Islam yang berkarakter Indonesia, tetapi juga sebagai hasil dari sintesis antara nilai-nilai Islam teologis dengan nilai-nilai tradisi lokal. Hanya saja, wilayah geraknya dibatasi pada wilayah Indonesia, sehingga lebih sempit daripada wilayah gerak dalam pengertian yang pertama yang menyebut bumi Nusantara.  Dari segi ruang lingkup Islam Nusantara, Muhajir tidak memberikan batasan berlakunya secara jelas, Bizawie dan Anam hanya membatasi pada wilayah Indonesia, maka Azra memperluas wilayah berlakunya tersebut meliputi kawasan Muslim seluruh Asia Tenggara. Penulis sependapat dengan upaya memperluas cakupan Islam Nusantara hingga mencapai Asia Tenggara sebagaimana diungkapkan oleh Azra, namun dalam pembahasan berikutnya penulis hanya membatasi pada Islam yang berkembang di wilayah Indonesia. 

  B. Karakteristik Islam Nusantara

Islam Nusantara ini memiliki karakteristik-karakteristik yang khas sehingga membedakan dengan karakteristik-karakteristik Islam Kawasan lainnya, khususnya Islam Timur Tengah yang banyak mempengaruhi Islam di berbagai belahan bumi ini. Islam Nusantara merupakan Islam yang ramah, terbuka, inklusif dan mampu memberi solusi terhadap masalah-masalah bangsa dan negara, Islam yang dinamis dan bersahabat dengan lingkungan kultur, sub kultur, dan agama yang beragam. Islam bukan hanya dapat diterima masyarakat Nusantara, tetapi juga layak mewarnai budaya Nusantara untuk mewujudkan sifat akomodatifnya, yakni rahmatan li al-‘alamin. Pesan rahmatan li al-‘alamin ini menjiwai karakteristik Islam Nusantara, sebuah wajah yang moderat, toleran, cinta damai, dan menghargai keberagaman. “Islam yang merangkul, bukan memukul, Islam yang membina, bukan menghina, Islam yang memakai hati, bukan memaki-maki, Islam yang mengajak tobat, bukan menghujat dan Islam yang memberi pemahaman, bukan memaksakan”.

Semenjak awal, Islam Indonesia memiliki corak dan tipologi tersendiri, yaitu Islam yang ramah dan moderat dan merupakan Islam garis tengah yang menganut landasan ideologi dan filosofis. Islam moderat dibangun dari kombinasi akal, intuisi, wahyu, syariat, dan keimanan pada dua kitab, yaitu kitab yang tertulis dan kitab yang terbuka (Al Quran dan Alam semesta). Sikap Islam dalam menghadapi budaya atau tradisi lokal dapat dipilah menjadi tiga :

1)   Menerima dan mengembangkan budaya yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan berguna bagi pemuliaan kehidupan umat manusia

2)   Menolak tradisi dan unsur-unsur budaya yang bertentangan dengan prinsip prinsip Islam

3)   Membiarkan saja seperti cara berpakaian

Sikap pertama didasari pertimbangan bahwa budaya local bermanfaat daan mendukung perbaikan dan penyejahteraan masyarakat, sikap kedua karena budaya lokal dipandang membahayakan masyarakat, sedangkan sikap ketiga lantaran budaya yang dihadapi Islam tidak membahayakan mereka.

Indonesia memiliki jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, mengalami perkembangan demokrasi paling maju di antara negara-negara Muslim, memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, dan posisi geografisnya jauh dari pusat konflik yaitu Palestina. Disamping itu, posisi geografis Indonesia juga harus menjadi pertimbangan khusus dalam melaksanakan syariat Islam.

Islam Nusantara tidak terlalu tertarik melakukan arabisasi. Misalnya dalam menggunakan pakaian shalat, mereka lebih suka memakai sarung dan songkok daripada jubah dan surban, dalam penyebutan tokoh agama, mereka lebih suka menyebut kiai, ajengan, tuan guru atau buya dari pada syaikh maupun ulama, dalam menyebut tempat shalat, sebagian besar Muslim Indonesia lebih cenderung menyebut langgar dari pada mushalla, dalam menyebut hari peringatan kelahiran institusi, mereka lebih suka menyebut dies natalis daripada dies maulidiyah, dan sebagainya.

Oleh karena itu, Islam Nusantara ini merupakan cara melaksanakan Islam melalui pendekatan kultural, sehingga merawat dan mengembangkan budaya (tradisi) lokal yang sesuai dengan ajaran Islam, dan berusaha mewarnai budaya (tradisi) lokal itu dengan nilai-nilai Islam manakala budaya (tradisi) tersebut masih belum senafas dengan Islam.  Maka Islam Nusantara ini tidak menghamba pada tradisi karena tidak kebal kritik. Hanya tradisi yang menghormati nilainilai kemanusiaan yang perlu dipertahankan Dalam menggunakan istilah Islam Nusantara itu tidak ada sentimen terhadap bahasa dan budaya Arab, sebab Islam lahir di Arab dan al Quran berbahasa. Ide Islam Nusantara bukan untuk mengubah doktrin Islam, namun hanya mencari siasat membumikan Islam dalam konteks masyarakat yang. Pernyataan ini dapat menepis kecurigaan-kecurigaan orang-orang Islam sendiri yang selama ini menentang penggunaan istilah Islam Nusantara.

Penggunaan istilah Islam Nusantara benar-benar steril dari rekayasa orang-orang non Islam, khususnya Barat. Pemunculan Islam Nusantara merupakan kreasi budaya Muslim yang digunakan memberikan alternatif cara-cara berpikir, cara memahami dan cara menjalankan Islam yang bermartabat. Cara yang demikian ini dapat diperhatikan pada Islam Nusantara ini sebagai contoh riil.

C. Islam Indonesia Sebagai Percontohan

Indonesia bisa menjadi contoh yang baik, bagi dunia Islam maupun dunia secara umum. Indonesia diharapkan menjadi contoh sebuah Islam yang damai, terbuka, dan moderat. Jika harapan ini terealisir, Islam Indonesia akan menjadi antitesis terhadap citra Islam yang sempat dirusak oleh kelakuan segelintir orang yang memilih jalan kekerasan.

Oleh karena itu, Islam Nusantara sebagai model berpikir, memahami dan mengamalkan Islam alternatif ini perlu diperkenalkan, disosialisasikan dan dipromosikan dalam skala nasional, regional, dan internasional. Kita harus berusaha mempromosikan manhaj Islam Nusantara ke seluruh dunia, khususnya pada bangsa-bangsa yang dilanda perang yang tak berhenti, yaitu mereka yang hanya bisa membuat kerusakan (fasad) tetapi tidak melakukan perbaikan (shalah). Promosi IslamNusantara itu berbasis nilai dan norma keislaman yang dibangun lama sejak era rintisan para sufi. Islam yang tumbuh berkembang itu bercorak kompromistis dengan berbagai unsur lokal melalui proses asimilasi dan sinkretisasi (Fatoni, dalam Sahal & Aziz, 2015: 236). Islam Nusantara itu success story dari Indonesia yang perlu disebarkan secara internasional.

Islam Indonesia ini patut dipromosikan ke manca negara, karena umat Islam memiliki keistimewaan-keistimewaan tertentu. Berikut keistimewaan umat Islam Indonesia :

1.         Indonesia memiliki jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia.

2.         Jumlah umat Islam Indonesia masih lebih besar daripada jumlah gabungan umat Islam di Negara-negara Arab.

3.         Indonesia memiliki wilayah terluas jika dibandingkan dengan negaranegara berpenduduk mayoritas Islam lainnya.

4.         Geografis Indonesia berada pada posisi persimpangan transportasi.

5.         Umat Islam Indonesia didukung oleh kebudayaan lembut (soft culture).

6.         Wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau dan lautnya lebih luas daripada daratannya yang memiliki kecenderungan terbuka.

7.         Indonesia bebas dari konflik regional Timur Tengah.

8.         Madhab yang berkembang di Indonesia sangat homogen (Sunni).

1.         Madzhab Sunni yang dianut di Indonesia juga sangat membantu meringankan beban pemerintah menyatukan bangsa ini.

2.         Indonesia menganut sistem demokrasi.

3.         Indonesia sebagai negara Islam pertama yang melakukan pemilihan presiden secara langsung.

4.         Kehadiran Departemen Agama yang mengurus dan melayani kepentingan umat beragama di Indonesia.

5.         Keberadaan Pancasila sebagai falsafah bangsa terbukti sangat “sakti” mempersatukan bangsa Indonesia yang sangat majemuk dari berbagai segi.

6.         Kekayaan alam Indonesia amat besar dan bervariasi.

7.         Memiliki aneka ragam budaya yang menjadi warna-warna lokal ajaran Islam di Indonesia.

8.         Adanya sistem pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tradisional yang memberi pengaruh penting di dalam masyarakat.

9.         Kehadiran perguruan tinggi Islam, seperti UIN, IAIN, STAIN, dan PTAIS yang terhampar hampir di setiap provinsi bahkan kabupaten, memegang peranan penting dalam memberikan pencerahan terhadap umat.

10.     Kehadiran ormas-ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah dan ormas-ormas lainnya. 

Demikianlah berbagai potensi yang dimiliki umat Islam Indonesia sebagai modal besar dalam menampilkan keberislaman mereka sebagai alternative pemikiran, pemahaman dan pengamalan ajaran-ajaran Islam yang penuh kedamaian, keharmonisan dan kesejukan bagi umat Islam di seluruh dunia maupun umat-umat lainnya. Keberislaman demikian ini yang bias menggugat dan mengubah pandangan maupun persepsi masyarakat dunia yang terlanjur salah terhadap Islam sebagaimana disebutkan di depan, yaitu Islam sebagai agama yang mengajarkan kekerasan, kekejaman, kekejian dan tindakan-tindakan radikal lainnya.

 D. Kesimpulan

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa Islam Nusantara merupakan identitas Islam ditinjau dari segi kawasan, yang bisa disejajarkan dengan Islam Arab, Islam India, Islam Turki, dan sebagainya. Islam Nusantara ini merupakan model pemikiran, pemahaman dan pengamalan ajaran-ajaran Islam melalui pendekatan kultural, sehingga mencerminkan identitas Islam yang bernuansa metodologis. Islam Nusantara ini merefleksikan pemikiran, pemahaman, dan pengamalan Islam yang moderat, inklusif, toleran, cinta damai, menyejukkan, mengayomi dan menghargai keberagaman (kebinekaan) sehingga keberadaan Islam Nusantara tersebut sebagai antitesis terhadap tindakan-tindakan radikal yang mengatasnamakan Islam.        

                                                                      


Sekian materi dari saya, semoga bermanfaat dan jangan lupa tingalkan jejak dengan cara COMENT agar kedepannya blog ini lebih memberi manfaat bagi para pembacanya. Terimakasih.

Widyi Prasetyo Nugroho
Widyi Prasetyo Nugroho Widyi Prasetyo Nugroho (Jepara, 27 Juli 2001)

Posting Komentar untuk "Materi Tentang Ruang Perjumpaan Islam dan Budaya Lokal - Belajar Santuyyy"